Powered by Blogger.

Flexibility and efficiency of use - komisihukum.go.id

Flexibility and efficiency of use menjelaskan bahwa pada sebuah sistem haruslah dapat dimengerti bagi orang awam hingga seorang ahli. Sehingga sistem dapat digunakan untuk semua kalangan.

Pada komisihukum.go.id bahasa yang digunakan dominan pada bahasa Indonesia sehingga setiap warga Indonesia dapat mengerti informasi yang disampaikan. Informasi terbagi dalam beberapa menu, namun lebih cenderung untuk mencarti informasi itu melalui menu dari pada melalui search.



Pencarian pada search tidak langsung menuju file yang dicari terlalu banyak data.

Severity Rating : 1


Aesthetic and minimalist design - komisihukum.go.id

Pada Aesthetic and minimalist design menjelaskan tentang antarmuka dengan konsep minimalis. Penggunaan icon yang serupa dalam stylenya. Penggunaan warna pada tiap halaman, label dan tabel dengan satu tema.

Penggunaan tema warna pada website komisihukum.go.id menggunakan warna merah. Dominasi warna merah terletak pada background website ini. Untuk konten artikel warna yang digunakan adalah putih. Penggunaan warna sudah konsisten pada seluruh halamannya.

Pada website ini masih belum melakukan optimasi pada saat screen browser dilakukan resize. Website tidak dapat melakukan optimasi ukuran layar sesuai resize yang dilakukan oleh browser.
Pada halaman tertentu masih teradapat whitesapce pada sidebar.
Website ini menggunakan 2 kolom, yaitu kolom untuk konten dan juga konten untuk sidebar. Pada halaman awal pembagian konten dan sidebar sudah pas. Namun pada menu kontak pembagian tersebut menjadi kacau.



Rekomendasi:

  1. Optimasi website agar dapat menyesuaikan layar
  2. Kurangi whitespace antar objek
  3. Perbaiki pembagian antara konten degan sidebar
Severity Rating : 3

Consistency and Standards – komisihukum.go.id

Dalam pembuatan sistem haruslah sesuai dengan standardisasi tertentu dan juga konsistensi dalam tata letak, warna, huruf maupun bentuk icon. Dengan adanya konsistensi dan standardisasi pengguna akan lebih nyaman dan tidak bingung akan website yang sedang dikunjunginya.

Pada menu website komisihukum.go.id sudah konsisten dalam penggunaan huruf besar. Pada setiap menu, menggunakan huruf besar.
Namun pada menu publikasi terdapat perbedaan pada sub menu buku dan sub menu newsletter. Pada sub menu buku terdapat sebuah tombol panah hijau dan terdapat title dengan ukuran font yang lebih besar. Pada newsletter tidak ditemukan hal seperti itu.

Warna oranye pada website ini menunjukkan bahwa kata-kata dengan warna tersebut mengandung link untuk menuju suatu halaman. Namun pada menu agenda kegitan terdapat perbedaan warna. Pada agenda kegiatan yang menunjukkan link adalah warna hijau.
Rekomendasi:
Pemberian warna oranye pada agenda kegiatan agar warna yang menunjukkan bahwa itu adalah link sama.

Severity Rating : 2

Error prevention - komisihukum.go.id

Pada pembuatan sistem, haruslah dibuat pencegahan apabila error terjadi. Sehingga saat terjadi kesalahan oleh sistem, akan muncul sebuah notifikasi kepada user tentang kesalahan pada sistem atau default nilai.

Pada website komisihukum.go.id di menu hasil penelitian dengan pilihan eksekutif, akan muncul informasi tentang hasil penelitian itu.
Namun apabila memilih menu hasil penelitian legislatif, pencarian tidak berhasil ditemukan. Namun pada website ini tidak dimunculkan nilai default bahwa hasil penelitian yang dicari tidak ada.
Namun apabila di tekan tombol panah hijau akan muncul tampilan data hasil penelitian.

Pada bagian search tidak seperti pada hasil penelitian, apabila kita mengetikkan sebuah keyword kemudian melakukan pencarian, maka apabala kata tersebut tidak ada pada artikel komisi hukum, akan ada pemberitahuan default.
Rekomendasi:
Beri informasi default ditiap pencarian apabila tidak ada informasi yang ditemukan atau informasi yang tidak ada.

Severity Rating : 3

Visibility of System Status - komisihukum.go.id

Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan visibility of system status dari website pemerintahan yaitu komisihukum.go.id. Pada visibility of system status menjelaskan sistem yang harus menginformasikan pada pengguna apa yang sedang terjadi melalui pesan yang baik dan juga judul terkait dengan isi. Pesan kesalahan yang dilakukan oleh user juga termasuk kedalamnya.

Berikut adalah halaman utama dari website Komisi Hukum Indonesia:
Pada bagian home terdapat menu-menu untuk masuk ke halaman informasi mengenai Komisi Hukum di Indonesia.
Pada setiap menu sudah berisi title masing-masing. Sehingga saat user menelusuri suatu menu, user mendapat informasi sedang berada pada menu yang mana. Pada menu juga terdapat style current yang menunjukkan bahwa user sedang berada di posisi mana. 


Pada slideshow pengumuman, pointer penunjuk arah berubah menjadi ponter berbentuk telapak tangan. Hal itu menunjuakkan bahwa itu adalah sebuah link untuk menuju halaman tertentu, namun tidak terjadi apapun setelah menekan tombol pada mouse. 

Rekomendasi:
Apabila slideshow berisikan agenda atau pengumuman dengan artikel tertentu, lebih baik diberi link ke artikel atau agendu tertentu yang memang sudah dibuat.

Severity Rating : 2

Heuristic Evaluation

Heuristic Evaluation merupakan salah satu cara yang dipakai oleh evaluator untuk menilai antarmuka yang telah dibuat.Cara ini dikembangkan oleh Jacob Nielsen, meskipun bukan cara yang sepenuhnya terbaik namun cara ini yang paling populer.


Ada 10 komponen yang perlu dievaluasi yaitu:
  1. Visibility of system status
  2. Match between system and the real world
  3. User control and freedom
  4. Consistency and standards
  5. Error prevention
  6. Recognition rather than recall
  7. Flexibility and efficiency of use
  8. Aesthetic and minimalist design
  9. Help users recognize, diagnose, and recover from errors
  10. Help and documentation
5 komponen untuk dibahas:


referensi yang digunakan adalah sebagai berikut  :


Nielsen J. 1995a. 10 Usability Heuristics for User Interface Design.
http://www.nngroup.com/articles/ten-usability-heuristics/

Nielsen J. 1995b. Severity Ratings for Usability Problems
http://www.nngroup.com/articles/how-to-rate-the-severity-of-usability-problems/

Visualisasi Informasi



Penjelasan:

Pola Konsumsi Makanan

Pola konsumsi makanan penduduk merupakan salah satu indikator sosial ekonomi masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh budaya dan lingkungan setempat. Misalnya masyarakat di daerah pegunungan cenderung lebih banyak mengkonsumsi sayuran dibandingkan masyarakat pantai yang umumnya mengkonsumsi ikan. Seringkali pola konsumsi makanan dikaitkan dengan kondisi kesehatan dan gizi masyarakat. Padahal data-data hasil Susenas yang disajikan hanya berkaitan
dengan pola makanan berupa kuantitas dari masing-masing jenis makanan yang dikonsumsi. Untuk dapat melihat kondisi kesehatan dan gizi masyarakat diperlukan beberapa pertanyaan lain misalnya frekuensi mengkonsumsi makanan. 

Pada grafik disajikan data konsumsi rata-rata beberapa jenis bahan makanan yang umum dikonsumsi
penduduk. Perlu dijelaskan bahwa data ini belum menunjukkan besarnya konsumsi yang sesungguhnya, karena data tersebut hanya menggambarkan konsumsi makanan yang dimasak/disiapkan rumah tangga, tidak termasuk konsumsi makanan jadi (makanan jajanan).

Data pada grafik yang sama menggambarkan konsumsi bahan makanan penting penduduk selama dua tahun terakhir. Terlihat bahwa konsumsi telur itik dan susu kental manis mengalami peningkatan yang paling tinggi di antara komoditi yang lain. Hal ini dapat mengindikasikan semakin meningkatnya konsumsi telur itik dan susu kental manis.

Sumber:
Statistik Indonesia 2014, Badan Pusat Statistik (Hal 487)